Ayub 1:8, Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, ..." LAI
Ada yang menafsirkan bahwa besarnya kekayaan Ayub sama dengan kekayaan tiga orang terkaya di bumi sekarang ini. Walau demikian, yang menarik adalah, Ayub tidak membiarkan hatinya diperhamba oleh uang (kekayaan). Dihadapan iblis, Tuhan tidak malu mengakui bahwa Ayub adalah hamba-Nya. Hal ini mengindikasikan sekaligus membuktikan bahwa Ayub memang bukan seorang hamba uang.
Tidaklah mudah menjaga hati tetap menghamba pada Tuhan bila dikelilingi oleh kekayaan dan uang yang sangat besar.
Karenanya tidaklah mengherankan, setelah melewati segala pencobaan yang dilancarkan iblis, Ayub tidak menghujat Tuhan, sehingga Tuhan memberikan upah yang sangat besar. Dalam Alkitab dikatakan, bahwa Tuhan mengaruniakan Ayub kekayaan yang besarnya dua kali lipat dari kekayaannya semula.
Di hari-hari ini, perlu kita renungkan, apakah kita seorang hamba uang ataukah hamba Tuhan.