Bila kita mengikuti sebuah tour atau perjalanan wisata ke luar negeri seperti Amerika, Australia, Belanda, selain menambah wawasan tentu juga sangat nikmat nan menyenangkan. Namun akan jauh lebih menyenangkan bila diajak Tuhan Yesus tour ke Surga seperti yang dialami oleh beberapa orang. Bukan hanya mendapat wawasan baru, tapi juga kekuatan yang baru.
Yang paling tidak menyenangkan adalah, tour ke perut bumi. Tidak seperti yang dikisahkan oleh Jules Verne dalam bukunya "Voyage au centre de la Terre" (Journey to the Center of the Earth - Perjalanan ke Pusat bumi), di mana para tokoh mengalami petualangan spektakuler, bertemu dengan tumbuhan dan binatang-binatang purba berukuran raksasa.
Tidak ada yang salah dengan buku tulisan Jules Verne ini karena merupakan kisah fiksi. Tapi bagi mereka yang diajak Tuhan Yesus tour ke perut bumi, mereka mengalami petualangan yang kengeriannya sangat sulit digambarkan. Mereka melihat orang-orang yang disiksa siang dan malam dan bukan tumbuhan atau binatang raksasa. Mengapa? Karena lokasi dari alam maut atau dunia orang mati (neraka) ada di perut bumi (konfirmasi tentang hal ini bisa Anda dapatkan di ayat-ayat Alkitab tentang alam maut/dunia orang mati juga dalam buku-buku kesaksian dari orang-orang yang telah berkunjung ke neraka).
Salah satu kisah di Alkitab tentang alam maut ada dalam kisah Lazarus dan orang kaya, dikisahkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Si orang kaya (yang tentu saja sudah tidak kaya lagi ketika ia telah ada di neraka), sangat tersiksa di alam maut (neraka, Lukas 16:23-24). Begitu tersiksanya ia, hingga ia berharap agar tak ada satupun dari keluarganya berada di neraka (berdoalah agar kita juga tidak ada di sana).
Yang menarik juga janggal adalah, perkataan Abraham tentang penyebab mengapa si orang kaya masuk neraka. Perhatikan kalimat berikut baik-baik:
Lukas 16:25, "Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
Menurut Abraham, karena telah menerima apa yang baik lah si orang kaya masuk neraka. Benarkah demikian? Apakah Tuhan melarang seseorang menerima apa yang baik? Tentu saja tidak, bahkan Bapa di sorga adalah pribadi yang tahu memberikan yang baik bagi anak-anakNya. Apakah Abraham salah? Juga tidak.
Lukas 11:13, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! ..."
Untuk memahami perkataan Abraham di atas, Anda harus membaca lengkap kisah Lazarus & orang kaya. Terutama tentang sikap & gaya hidup si orang kaya, ketika ia masih hidup di bumi. Si orang kaya selalu berpakaian mahal dan ... bersukaria dalam kemewahan setiap hari. Sementara itu, ada seorang pengemis yang terbaring di gerbang rumah si orang kaya. Lazarus namanya. Sampai matinya, Lazarus tetap miskin dan sakit-sakitan sekalipun setiap hari ia berbaring di gerbang si orang kaya. Ironis? Ya, orang kaya & orang miskin bertemu setiap hari, namun taraf hidup si miskin tak kunjung meningkat hingga matinya.
Si orang kaya tenggelam dalam kekayaannya, tanpa rela berbagi dengan si miskin, walau si miskin selalu ada di depan hidungnya setiap hari.
Bila kita membandingkan cara si orang kaya memperlakukan Lazarus dengan Matius 25:41-46, maka kita dapat menyimpulkan, si orang kaya telah mengabaikan Yesus selama hidupnya. Ia mengabaikan kesempatan 'memberkati' Yesus.
Kekayaan yang hanya dipakai untuk memuaskan keinginan sendiri, ternyata dapat menghalangi seseorang 'meluncur ke surga'.
Matius 25:45-46, "Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Tidak ada yang salah dengan buku tulisan Jules Verne ini karena merupakan kisah fiksi. Tapi bagi mereka yang diajak Tuhan Yesus tour ke perut bumi, mereka mengalami petualangan yang kengeriannya sangat sulit digambarkan. Mereka melihat orang-orang yang disiksa siang dan malam dan bukan tumbuhan atau binatang raksasa. Mengapa? Karena lokasi dari alam maut atau dunia orang mati (neraka) ada di perut bumi (konfirmasi tentang hal ini bisa Anda dapatkan di ayat-ayat Alkitab tentang alam maut/dunia orang mati juga dalam buku-buku kesaksian dari orang-orang yang telah berkunjung ke neraka).
Salah satu kisah di Alkitab tentang alam maut ada dalam kisah Lazarus dan orang kaya, dikisahkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Si orang kaya (yang tentu saja sudah tidak kaya lagi ketika ia telah ada di neraka), sangat tersiksa di alam maut (neraka, Lukas 16:23-24). Begitu tersiksanya ia, hingga ia berharap agar tak ada satupun dari keluarganya berada di neraka (berdoalah agar kita juga tidak ada di sana).
Yang menarik juga janggal adalah, perkataan Abraham tentang penyebab mengapa si orang kaya masuk neraka. Perhatikan kalimat berikut baik-baik:
Lukas 16:25, "Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
Menurut Abraham, karena telah menerima apa yang baik lah si orang kaya masuk neraka. Benarkah demikian? Apakah Tuhan melarang seseorang menerima apa yang baik? Tentu saja tidak, bahkan Bapa di sorga adalah pribadi yang tahu memberikan yang baik bagi anak-anakNya. Apakah Abraham salah? Juga tidak.
Lukas 11:13, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! ..."
Untuk memahami perkataan Abraham di atas, Anda harus membaca lengkap kisah Lazarus & orang kaya. Terutama tentang sikap & gaya hidup si orang kaya, ketika ia masih hidup di bumi. Si orang kaya selalu berpakaian mahal dan ... bersukaria dalam kemewahan setiap hari. Sementara itu, ada seorang pengemis yang terbaring di gerbang rumah si orang kaya. Lazarus namanya. Sampai matinya, Lazarus tetap miskin dan sakit-sakitan sekalipun setiap hari ia berbaring di gerbang si orang kaya. Ironis? Ya, orang kaya & orang miskin bertemu setiap hari, namun taraf hidup si miskin tak kunjung meningkat hingga matinya.
Si orang kaya tenggelam dalam kekayaannya, tanpa rela berbagi dengan si miskin, walau si miskin selalu ada di depan hidungnya setiap hari.
Bila kita membandingkan cara si orang kaya memperlakukan Lazarus dengan Matius 25:41-46, maka kita dapat menyimpulkan, si orang kaya telah mengabaikan Yesus selama hidupnya. Ia mengabaikan kesempatan 'memberkati' Yesus.
Kekayaan yang hanya dipakai untuk memuaskan keinginan sendiri, ternyata dapat menghalangi seseorang 'meluncur ke surga'.
Matius 25:45-46, "Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."