PENIMBUN UANG


Matius 6:19, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.”

Amsal 18:11, 'Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya."

Semua konsultan (penasihat) keuangan akan menyarankan agar kliennya selalu menyisihkan sekian persen dari penghasilannya untuk ditabung/disimpan di bank. Selain sebagai kebijakan perencanaan keuangan ke depan, tetapi juga sebagai salah satu cara menginvestasikan uang. Hal itu tidaklah salah.
Tetapi perlu kita perhatikan, bahwa menabung sebagai perencanaan keuangan, atau menabung sebagai jalan untuk menimbun/mengumpulkan kekayaan demi kepentingan pribadi, adalah dua hal yang berbeda.



Yang membedakan keduanya adalah posisi/maksud hatinya. Salah satu ciri atau manifestasi dari hati yang menghamba pada uang adalah menimbun uang/kekayaan. Secara halus bisa dikatakan, bahwa seorang penimbun uang adalah seorang penabung yang menjauh dari Tuhan. Mengapa? Karena rasa aman seorang penimbun uang/kekayaan terletak pada besar kecilnya jumlah uang/kekayaan yang ia miliki. Ketika jumlah uang bertambah, rasa aman meningkat, namun bila uang berkurang, rasa aman juga berkurang.

Salah satu hal yang harus kita perhatikan di hari-hari ini, bagaimana posisi/maksud kita ketika menabung. Karena bila tanpa sadar dengan menabung, kita menimbun uang, di saat yang sama, kita juga sedang memperbesar ketergantungan serta kecintaan kita pada uang. Dan itu artinya, hati kita makin kokoh 'tertancap' di bumi (bukan di surga). "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Lukas 12:34)

(Bila hati telah kokoh 'tertancap' di bumi, masuk surga nggak tuh ...)

Yedija Prima

seorang yang melayani Tuhan karena kehendak-Nya & karena Ia telah mati baginya

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak