MEMBELI HIKMAT


Ada seorang kaya membeli sebuah kran air untuk kamar mandinya seharga jutaan rupiah. Bagi sebagian orang, terutama kalangan ekonomi menengah bawah, hal ini mungkin mengejutkan. Karena dengan uang senilai kran air tersebut, mereka dapat membeli beberapa kebutuhan pokok & sekunder yang tertunda. Memang harus diakui, ada produk/barang yang mutunya sebanding dengan harganya, semakin mahal harganya semakin tinggi pula mutunya. Begitu juga sebaliknya, sehingga ada beberapa produk lebih baik tidak dibeli dengan harga murah, karena usia pakainya tidak lama,  rusak dalam waktu singkat. 

Maka tidaklah mengherankan, untuk meningkatkan kualitas hidup, sebagian orang yang 'berdompet tebal' akan membeli produk-produk berkualitas walau mahal harganya. Hal itu bisa-bisa saja dilakukan, namun kualitas hidup jasmani bila tidak diimbangi dengan kualitas hidup rohani yang bermutu akan membahayakan.

Ada beberapa orang 'berdompet tebal' yang 'kesandung' dan gagal masuk surga, karena mengabaikan kualitas hidup rohani mereka sampai akhir hidupnya. Bagi orang-orang seperti ini (juga mereka dari kalangan menengah-bawah), bila masih mendapat kesempatan hidup di bumi, sangat disarankan untuk membeli 'produk' surga. Salah satu produk surga tersebut adalah hikmat. 
(Ada beberapa produk surga, dan semuanya dapat memperlancar hidup Anda di bumi, juga jalan Anda ke surga)

Amsal 23:23, "Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian."

Amsal 4:7, "Wisdom is the main thing; get wisdom, and with all your getting, get understanding." LITV
(hikmat adalah hal yang terutama; perolehlah hikmat, dan dengan semua yang ada padamu, dapatkan pengertian)

Perlu diketahui, tidak semua yang berasal dari surga bisa dengan gratis Anda dapatkan, sekalipun Anda orang kristen 'paket komplit' (orang kristen lahir baru, sudah dibaptis selam & baptisan Roh Kudus, serta aktifis sebuah gereja lokal). Untuk memperoleh hikmat Tuhan, Anda memang harus membelinya, bahkan adakalanya Anda harus membayarnya dengan uang atau harta kekayaan.
Hal ini dilakukan oleh ratu Syeba. Setelah sang ratu mendapatkan hikmat dari raja Salomo, ia tidak hanya merasa bersukacita & memuliakan Tuhan, namun ia juga 'membayar' Salomo dengan sejumlah uang, harta benda juga rempah-rempah. 


1 Raja-raja 10:10, "Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu." 

Sebenarnya ratu Syeba bisa saja pulang begitu saja tanpa 'membayar' raja Salomo, toh sang raja sudah 'super' kaya. Bahkan kekayaan raja Salomo melebihi kekayaan sang ratu sendiri. Namun, ratu Syeba menyadari, bahwa nilai hikmat sangat mahal, melampaui kekayaan sebesar apapun, ia tidak bermental 'gratisan'.
Mental yang sama juga dimiliki oleh para raja di berbagai penjuru bumi yang berusaha menemui Salomo untuk mendengar hikmatnya. Mereka pun memberikan persembahan kepada Salomo sebagai penghargaan serta tanda terimakasih. 

2 Tawarikh 9:23-24, "Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan (mendengar) hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun."

Di dunia ini Tuhan telah membangkitkan orang-orang yang kepada mereka Tuhan 'menitipkan' hikmat-Nya. Anda bisa mendapatkan hikmat Tuhan dari mereka, baik secara pribadi Anda mendatangi mereka atau, mendatangi pertemuan & seminar yang mereka adakan. 

Proverb 10:13, "Wisdom is found in the lips of him who has understanding, ..." LITV
(Hikmat ditemukan di dalam bibir ia yang memiliki pengertian)

Amsal 10:31, "Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, ..."

Dan setelah mendapatkan hikmat Tuhan dari mereka, saran saya, jangan selalu pulang dengan tanpa membayar apa-apa. Sekalipun sang hamba Tuhan, pertemuan/seminar yang bersangkutan tidak meminta Anda membayar (gratis). Hargai hikmat Tuhan, juga mereka yang telah menjadi saluran hikmat Tuhan tersebut.  

Ratu Syeba & raja-raja di dunia memang 'membeli' hikmat bukan dengan uang dan harta mereka saja, tapi juga dengan mengorbankan waktu & tenaga. Singkat cerita, mereka benar-benar mengerahkan seluruh daya upaya yang dibutuhkan untuk dapat bertemu Salomo & mendengarkan hikmatnya. Mereka benar-benar haus & lapar akan hikmat Tuhan. Karenanya, jangan pernah mengeluh bila kita telah mengorbankan waktu, tenaga bahkan sejumlah uang, demi mendapatkan hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan merupakan 'produk' surga. Ia tidaklah murah. (Anda tidak akan pernah benar-benar rela mengorbankan uang, waktu & tenaga Anda, bila Anda tidak memahami betapa berharganya hikmat Tuhan bagi hidup Anda).

Dan memang, mereka yang tidak memahami nilai hikmat Tuhan, cenderung memiliki mental 'gratisan'. Dengan santainya mereka menghadiri 'pertemuan hikmat', setelah mendapatkan hikmat, memberi persembahan sekedarnya, lalu mereka pulang begitu saja.

Proverb 3:15, "she is more precious than rubies, and all the things you can desire are not to be compared with her." LITV
[Ia (hikmat) lebih berharga dari batu-batu rubi, and semua hal yang sangat kau inginkan tidak dapat kau bandingkan dengannya.] 

Saya telah melayani Tuhan sebagai hamba Tuhan dari sejak remaja. Dan selama sekian tahun melayani, saya melihat perbedaan yang jelas antara mereka yang tahu 'membeli' hikmat & mereka yang bermental 'gratisan'.
Para 'pembeli' hikmat mengalami perubahan cara/gaya hidup yang lebih nyata. Mereka lebih mudah berubah. Sehingga kemuliaan Tuhan juga lebih nyata atas mereka ketimbang atas mereka yang bermental 'gratisan'. 
Tuhan menghargai para "pembeli" hikmat, karena mereka juga menghargai hikmat dan para penyalur hikmat.

Galatia 6:6, "Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu."

Bagaimana dengan Anda yang membaca artikel ini, apakah Anda seorang 'pembeli' hikmat? Bila ya, Anda adalah orang yang berbahagia, karena Anda adalah orang yang tidak hanya memperhatikan kualitas hidup jasmani saja, tapi juga kualitas hidup rohani.
>> jangan gunakan uang Anda hanya untuk membeli hal-hal jasmani saja, tapi juga untuk membeli hal-hal rohani.

(Bila kita merasa tidak punya uang atau sesuatu yang cukup layak untuk dibagikan kepada seorang penyalur hikmat yang telah memberkati kita secara rohani, kita dapat mengucapkan terima kasih kepadanya serta mendoakannya, atau minta sesuatu kepada Tuhan, untuk diberikan kepada sang penyalur hikmat)

Yedija Prima

seorang yang melayani Tuhan karena kehendak-Nya & karena Ia telah mati baginya

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak