Matius 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. ..."
Matius 6:34, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Dampak sebuah kekuatiran adalah, membutakan mata hati, sehingga kita tidak sanggup melihat kehadiran Tuhan di tengah masalah. Di sisi lain, kekuatiran juga menyebabkan “nafsu” kita untuk mencari Tuhan & firman-Nya menjadi jauh berkurang.
Kebutuhan hidup memang sesuatu yang harus dipenuhi. Dan dengan uang kita dapat memenuhkan kebutuhan hidup sekaligus kesenangan hidup. Sehingga, kebutuhan akan uang, sering menjadi sumber kekuatiran kita.
Hari-hari ini, banyak orang merasa kalau dompetnya seakan makin mengecil. Hal ini terjadi karena harga-harga kebutuhan pokok yang makin melambung. Bila kita memperhatikan televisi atau surat kabar, keresahan dan kepanikan masyarakat terus meningkat. Beberapa dari mereka telah berunjuk rasa.
Bila kita jujur, situasi ekonomi belakangan ini, telah muncul sebagai Goliath bagi banyak dari kita yang menyebut dirinya umat Allah. Sama seperti pasukan orang Israel dalam kisah Daud dan Goliath, yang menjadi lemah hati dan gentar terhadap kehadiran Goliath, begitu juga kita. Mengapa hal itu terjadi? Pertama, karena iblis telah berhasil mengarahkan mata kita pada besarnya masalah, dan kedua, karena meningkatnya goncangan ekonomi telah melampaui kedewasaan iman kita.
Di hari-hari ini, kita tak punya pilihan, selain terus menjaga hati kita tetap terarah pada TUHAN yang jauh lebih besar dari masalah ekonomi, dan mengejar ketinggalan kita dalam hal pertumbuhan iman.
catatan:
Ada dosa-dosa (kejahatan) yang terpaksa dilakukan orang, karena terdesak oleh situasi negatif yang tak kunjung mereda. Situasi-situasi negatif tersebut rupanya telah dipakai iblis untuk membombardir pikiran banyak orang dengan ketakutan/kekuatiran. Dua ayat berikut menjadi semakin mendesak untuk dilakukan:
1. Amsal 3:5 2. Amsal 4:23
Matius 6:34, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Dampak sebuah kekuatiran adalah, membutakan mata hati, sehingga kita tidak sanggup melihat kehadiran Tuhan di tengah masalah. Di sisi lain, kekuatiran juga menyebabkan “nafsu” kita untuk mencari Tuhan & firman-Nya menjadi jauh berkurang.
Kebutuhan hidup memang sesuatu yang harus dipenuhi. Dan dengan uang kita dapat memenuhkan kebutuhan hidup sekaligus kesenangan hidup. Sehingga, kebutuhan akan uang, sering menjadi sumber kekuatiran kita.
Hari-hari ini, banyak orang merasa kalau dompetnya seakan makin mengecil. Hal ini terjadi karena harga-harga kebutuhan pokok yang makin melambung. Bila kita memperhatikan televisi atau surat kabar, keresahan dan kepanikan masyarakat terus meningkat. Beberapa dari mereka telah berunjuk rasa.
Bila kita jujur, situasi ekonomi belakangan ini, telah muncul sebagai Goliath bagi banyak dari kita yang menyebut dirinya umat Allah. Sama seperti pasukan orang Israel dalam kisah Daud dan Goliath, yang menjadi lemah hati dan gentar terhadap kehadiran Goliath, begitu juga kita. Mengapa hal itu terjadi? Pertama, karena iblis telah berhasil mengarahkan mata kita pada besarnya masalah, dan kedua, karena meningkatnya goncangan ekonomi telah melampaui kedewasaan iman kita.
Di hari-hari ini, kita tak punya pilihan, selain terus menjaga hati kita tetap terarah pada TUHAN yang jauh lebih besar dari masalah ekonomi, dan mengejar ketinggalan kita dalam hal pertumbuhan iman.
catatan:
Ada dosa-dosa (kejahatan) yang terpaksa dilakukan orang, karena terdesak oleh situasi negatif yang tak kunjung mereda. Situasi-situasi negatif tersebut rupanya telah dipakai iblis untuk membombardir pikiran banyak orang dengan ketakutan/kekuatiran. Dua ayat berikut menjadi semakin mendesak untuk dilakukan:
1. Amsal 3:5 2. Amsal 4:23