UANG & PANAH BERAPI


Pak Yusuf  berangkat ke kantor dengan hati gembira. Pagi itu, suasana di rumah cukup menyenangkan, isteri pak Yusuf mempersiapkan kebutuhan anak & suami dengan wajah berseri. Nampaknya, segalanya baik juga lancar. Dan suasana tersebut, menjadi 'kekuatan' bagi pak Yusuf dalam menghadapi kesibukan & tekanan pekerjaan di kantor. ... Mantap bukan?
Kemudian, ... setelah seharian bekerja, walau lelah bin penat, pak Yusuf tetap bersemangat untuk pulang, rupanya, kegembiraan pagi tadi masih tinggal di hatinya. Ajakan rekan kerja, untuk bekerja lembur demi mendapatkan uang ekstra, ditampiknya. Tapi sayangnya, ... sesampainya di rumah, suasana yang mirip dengan pagi tadi, tidak lagi pak Yusuf temui. Isterinya telah berubah.


Sang istri mengeluh atas keadaan ekonomi keluarga yang statis, bahkan mulai makin menurun. Kemudian memarahi pak Yusuf, yang dianggapnya kurang keras bekerja, serta menuntut agar sang isteri diijinkan membuka usaha kecil-kecilan di rumah.
Kegembiraan di hati pak Yusuf pun lenyap, suasana damai di rumah juga rusak. Kekesalan & kebingungan menyelimuti hati pak Yusuf. Apa yang telah terjadi pada isterinya selama di rumah? Apakah isterinya terlalu lelah, setelah seharian bekerja di rumah, atau ada  perkataannya tadi pagi yang menyakiti hati isterinya? Tidak jelas... tapi yang pasti, ada sesuatu yang menggangu pikiran & hati sang isteri.
Perkiraan pak Yusuf memang benar. Siang itu, ketika isterinya sedang menggoreng ikan bawal kesukaan pak Yusuf, tiba-tiba sang isteri teringat akan beberapa tagihan & kebutuhan yang belum terpenuhi. Kemudian ia teringat juga pada harga beberapa kebutuhan pokok yang terus merambat naik, sementara gaji suami masih tetap pada posisinya semula (belum ada kenaikan). Akibatnya, secara tiba-tiba juga, seakan muncul sebuah kalkulator di benak isteri pak Yusuf, dan mulailah ia menghitung. Tidak lama kemudian ia menyadari, jumlah pengeluaran telah makin lebih besar dari pada pemasukan, dan sebuah goliat pun muncul di benaknya, namanya: 'kebutuhan hidup keluarga'. Puncaknya, ia pun berpendapat, kebutuhan hidup keluarga tak mungkin dapat terpenuhi. Kekuatiran & ketakutan makin menyelimuti hati isteri pak Yusuf, ia menyesali, mengapa suaminya jarang mengambil 'lemburan', seharusnya suaminya makin bekerja keras untuk mendapatkan uang ekstra. Dan seharusnya, suaminya mengijinkan dirinya membuka usaha kecil-kecilan di rumah. Tanpa disadari isteri pak Yusuf, hatinya telah terintimidasi.

Amsal 4:23, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

Keadaan di atas sebetulnya tak perlu terjadi, bila isteri pak Yusuf tahu menjaga hati. Walau nampaknya apa yang muncul di hatinya benar, namun ia tak perlu terintimidasi. Kesalahan isteri pak Yusuf, ia membiarkan dirinya terbawa oleh apa yang muncul di hatinya. Ia menghitung pemasukan & pengeluaran dengan hati yang gundah, tanpa disadarinya, ia berhasil diseret oleh kuasa kegelapan di udara untuk melihat pada besarnya masalah.
Perhatikan kata "tiba-tiba" di atas. Hal-hal yang muncul secara tiba-tiba  di hati isteri pak Yusuf, tidaklah muncul begitu saja, tetapi muncul karena ada pihak yang 'menembakkannya' ke dalam pikiran sang isteri. Dan pihak yang sama itu juga, mendorong isteri pak Yusuf untuk menghitung. Saya percaya Anda mengerti siapa yang dimaksud dengan "pihak" di sini. Ya, roh-roh jahat di udara.

Efesus 6:16, "... dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,"

Alkitab menyebut hal-hal yang muncul secara tiba-tiba di hati isteri pak Yusuf sebagai "panah api dari si jahat". Tujuan roh-roh jahat menembakkan panah-panah berapi adalah untuk melemahkan hati anak-anak Tuhan. Karena bila hati manusia telah menjadi lemah, kekuatannya pun mengecil. Akibatnya, ia tidak mungkin mengalami kemenangan.

Amsal 12:25, "Rasa khawatir mematahkan semangat,"

Amsal 24:10, "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."

Satu-satu nya cara untuk memadamkan panah berapi si jahat adalah iman kita.

Efesus 6:16, "... dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,"

Kegagalan isteri pak Yusuf: gagal menjaga hatinya tetap kuat dengan tetap percaya kepada Tuhan. Sebenarnya apa yang dialami Isteri pak Yusuf juga dialami oleh banyak umat Tuhan. Artikel ini ditulis bukan untuk menjelekkan para isteri, tapi untuk menyingkapkan salah satu strategi iblis untuk melemahkan umat Tuhan. 
Di tengah situasi keuangan seperti sekarang ini, Tuhan menghendaki kita tidak hidup dalam kekalahan keuangan. Itu sebabnya, sudah saatnya pengenalan kita akan Tuhan harus terus meningkat, agar kita mampu tetap percaya dan meraih kemenangan keuangan di hari-hari ini.
Hati yang tetap percaya pada Tuhan & firman-Nya, akan menyebabkan kita dapat lepas dari masalah apa pun, termasuk masalah keuangan.

>> Kegagalan kita untuk tetap percaya disebabkan oleh minimnya pengenalan kita akan Tuhan, sehingga kita cenderung melihat kepada besarnya masalah ketimbang melihat Tuhan yang lebih besar dari masalah.

Yedija Prima

seorang yang melayani Tuhan karena kehendak-Nya & karena Ia telah mati baginya

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak