MENCERAIKAN UANG



Pengkotbah 10:19, “Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.” LAI

Salah satu kemampuan uang adalah memungkinkan manusia memenuhkan kebutuhan hidup sekaligus kesenangan hidupnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Dalam kehidupannya di bumi ini, manusia memang membutuhkan uang, bahkan Tuhan Yesus pun, ketika Ia ada di bumi ini, Ia juga membutuhkan uang. Sehingga salah satu mujizat yang Ia alami adalah mujizat keuangan.
Tapi masalahnya adalah, banyak manusia menjadi begitu terpesona dengan kemampuan uang tersebut, sehingga tanpa sadar mereka mencintai dan mengikatkan hati mereka pada uang.

Mereka cukup sulit berpisah dengan uang. Mereka memeluk erat uang mereka. [Orang-orang seperti ini adalah orang yang cenderung terlalu berhemat, mereka cenderung sulit memberi kepada orang yang membutuhkan atau kepada mereka yang berhak menerima, seperti pemerintah (dalam bentuk pajak), PLN, pegawai (gaji/upah), bahkan hamba-hamba Tuhan, atas jasa & jerih payah mereka]
.
Suatu kali, Yesus berkata pada murid-muridNya, bahwa orang kaya sangatlah sukar masuk kerajaan Allah. Tapi benarkah semua orang kaya demikian? Bila Anda membaca ayat di atas dalam versi Amplfied Bible (AMP) berikut, maka Anda akan tahu bahwa tidak semua orang kaya sukar masuk ke dalam kerajaan Allah.

Mark 10:23, "And Jesus looked around and said to His disciples, With what difficulty will those who possess wealth and keep on holding it enter the kingdom of God."
(Dan Yesus memandang sekeliling-Nya dan berkata kepada murid-murid-Nya, "Betapa sulitnya mereka yang memiliki kekayaan dan tetap mendekapnya akan masuk ke dalam kerajaan Allah.)


Berdasarkan versi AMP, orang kaya yang sukar masuk kerajaan Allah adalah orang kaya yang selalu (tetap) mendekap kekayaannya. Orang kaya yang seperti ini memang meletakkan 'iman' nya dalam kekayaan. Rasa aman mereka ada pada kekayaannya (semakin besar jumlah kekayaannya, semakin besar juga rasa amannya). Tanpa sadar, mereka telah 'beriman' pada kekayaan.

Mark 10:24, "... And Jesus again answering says to them, Children, how difficult it is that those who trust in riches should enter into the kingdom of God!" (Darby)
(Dan Yesus menjawab mereka lagi, anak-anak, betapa sukarnya mereka yang percaya pada kekayaan masuk dalam kerajaan Allah!)
.
Amsal 18:11, 'Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya."

Sikap hati yang 'beriman' pada kekayaan adalah sikap yang salah & dapat menghambat orang masuk Surga. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak kaya? Seperti yang telah disebut di awal artikel ini, bahwa banyak orang yang telah begitu sulit berpisah dengan uangnya. Dan bukan itu saja, banyak orang tanpa disadari sangat berusaha mendapatkan uang, bukan karena membutuhkan uang semata, tapi juga karena begitu bergantung pada kemampuan uang, untuk mencukupi kebutuhan & kesenangan hidup mereka. Dengan kata lain, setiap orang yang bersandar pada kemampuan uang (baik kaya atau tidak kaya), bisa dipastikan sulit masuk kerajaan Allah.
Percaya atau tidak, kepada orang-orang seperti ini, Tuhan akan meminta  mereka 'menceraikan' uang atau harta mereka. Mereka harus menetapkan/memutuskan bahwa Tuhanlah yang menjadi tempat bersandar mereka satu-satunya, bukan uang (harta). Dan setelah itu, Tuhan akan menuntun mereka belajar memberi dalam ketaatan.
(dalam hal ini, memberi adalah wujud nyata dari sikap hati yang 'menceraikan' uang/harta)

Markus 10:21, "Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

renungkan pertanyaan di bawah ini:
> Seberapa jauhkah kita bersandar pada Tuhan?
> Seberapa banyakkah jumlah uang yang dapat membuat Anda merasa nyaman & aman?
> Siapakah pemilik uang/harta Anda?
> Sudahkah Anda menceraikan uang/harta Anda?

ARTIKEL TERKAIT


loading...

Yedija Prima

seorang yang melayani Tuhan karena kehendak-Nya & karena Ia telah mati baginya

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak