Di dunia ini, pada umumnya orang berpikir bahwa jumlah uang yang memadai akan membuat mereka tidak berkekurangan. Selama uang cukup maka semua kebutuhan hidup juga cukup. Dan bila jumlah uang di tangan (dompet) berlebih, maka bukan hanya kebutuhan hidup tercukupi namun kesenangan hidup juga tercukupi.
Pengkotbah 10:19, "Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu."
Idealnya, jumlah uang di tangan lebih besar dari biaya kebutuhan hidup. Sayangnya, tidak semua orang yang hidup di dunia memiliki jumlah uang yang ideal. Bahkan di masa krisis ekonomi & keuangan sekarang, beberapa orang di sekitar kita, sudah sangat memeras keringat serta membanting tulang hanya untuk dapat bertahan hidup.
(Bila Anda membaca atau mendengar berbagai media informasi, sudah ada orang-orang yang meskipun telah bekerja keras namun hasil yang diperoleh hanyalah untuk makan diri sendiri).
2 Korintus 8:9, "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya."
Ketika Yesus hidup di dunia ini, Alkitab mengatakan, Ia miskin. Bahkan Ia miskin dari sejak lahir. Yusuf, bapak asuhnya, hanyalah seorang tukang kayu yang miskin. Hal itu dapat dilihat dari jumlah persembahan yang Yusuf persembahkan di bait Allah (Lukas 2:21-24/Imamat 12:8). Walau demikian, dalam kehidupan & pelayanan-Nya di bumi ini Yesus tidak pernah kekurangan. Beberapa peristiwa dalam hidup & pelayanan Yesus di bawah ini membuktikannya:
> uang di perut ikan (Matius 17:24-27)
> mujizat 5 roti 2 ikan (Lukas 9:12-17)
Yesus memang miskin namun tidak pernah berkekurangan, wauw ... . Menurut sudut pandang Alkitab, kemiskinan & kekurangan adalah dua hal yang berbeda. keduanya bukanlah 'kembar siam'.
Seseorang bisa saja miskin, namun belum tentu kekurangan. Dan seseorang bisa saja kaya namun mengalami kekurangan. Dengan kata lain, bukan soal kaya atau miskin, tapi soal berkekurangan atau tidak.
Banyak orang memiliki perasaan 'takut miskin', akibatnya mereka berusaha keras untuk tidak menjadi miskin. Tetapi ada hal yang lebih menakutkan dari kemiskinan, yaitu kekurangan. Kekurangan adalah suatu keadaan yang sanggup menggerogoti kekuatan/kemampuan seseorang untuk mencukupi kebutuhannya, dan kekurangan bersifat supranatural. Kekurangan dapat membuat seorang milyarder secara ajaib menjadi miskin. Dan kekurangan membuat seorang miskin menjadi makin miskin & mati dalam kemiskinan. Perlu dicatat dengan sangat, kekurangan bukan keadaan yang terjadi karena minimnya uang di tangan!! Namun kekuranganlah yang bisa menyebabkan jumlah uang di tangan berkurang.
Ketika Tuhan Yesus hidup di dunia ini Ia tidak pernah mengalami kekurangan sekalipun miskin. Kekurangan tidak sanggup menjamah kehidupan & pelayanan Yesus. Secara ajaib Ia selalu tercukupi. Bahkan ketika Ia tidak ada uang di tangan, secara ajaib uangpun datang, baca: Matius 17:24-27.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bisakah kita memasuki kehidupan yang tidak berkekurangan? Jawabannya: bisa!! Caranya sederhana, miliki pola pikir yang sama dengan pola pikir yang dimiliki Yesus.
Tahukah Anda, Yesus tak pernah gentar ketika tidak ada uang di tanganNya. Karena bagi-Nya, kehidupanNya selama di bumi bukan dijamin oleh jumlah uang yang ada di tangan. Bagi-Nya, kehidupanNya dijamin oleh Bapa-Nya di surga.
Memang benar, uang pun dibutuhkan, namun bila kita cermati setiap kisah nyata di Alkitab, maka Anda akan mendapati, bahwa Bapa di surga memiliki banyak cara untuk mencukupi kebutuhan umatNya. Dan uang bukanlah 'tools' utama Tuhan untuk memelihara umatNya.
Bila Anda pikir uang dan kekayaan dapat menjamin keamanan selama hidup Anda, maka bisa dipastikan ada yang salah dengan pola pikir Anda tentang hal 'pemeliharaan Tuhan'.
Kemampuan Tuhan memelihara hidup Anda jauh melebihi kemampuan uang. Tidak di semua situasi uang sanggup menolong Anda, tapi Tuhan sanggup.
Kapankah kekurangan dapat masuk dalam kehidupan manusia? Ketika manusia tidak bersandar pada Tuhan. Dan seorang akan sulit bersandar pada Tuhan bila ia memiliki pola pikir (konsep) yang salah tentang hal 'pemeliharaan Tuhan'. Sudah saatnya bagi kita untuk memperbaharui pola pikir kita yang salah. Karena keadaan keuangan & ekonomi dunia tidak sedang membaik. Jangan biarkan kekurangan masuk dalam hidup Anda.
Roma 12:2, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (pikiranmu), sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Loading...