Di dunia ini ada orang-orang yang mendapat karunia Tuhan yang disebut 'kekayaan'. Bahkan iblis pun mengetahui kenyataan ini (Ayub 1:10). Ayub, Abraham juga Salomo, adalah segelintir dari sekian banyak orang yang mendapat kekayaan. Perlu Anda ketahui, bukan hanya umat Tuhan saja yang bisa dikaruniai kekayaan, para penyembah berhala/dewa-dewa pun ada juga yang menerima karunia tersebut. Sebutlah raja Babel, Nebukadnezar sebagai salah satu contohnya (Daniel 2:37-38). Contoh lain adalah Kores, raja Persia, simak Yesaya 45:1-4.
Banyak orang telah dikaruniai kekayaan oleh Tuhan, namun, suatu kali Salomo mendapati sebuah kenyataan , bahwa ada orang-orang yang mendapatkan kekayaan dari Tuhan namun tidak mendapatkan kuasa untuk menikmati kekayaan. Salomo menyebutnya sebagai kemalangan yang sangat menekan manusia dan penderitaan yang pahit.
Pengkhotbah 6:1-2, "Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit." LAI
Raja Salomo, dalam Pengkotbah. 5:19, menyebutkan tentang kuasa untuk menikmati kekayaan. Berdasarkan bahasa aslinya, kata “kuasa” di sini berarti: memerintah; kuasa untuk memerintah/mengontrol. Tetapi berdasarkan implikasinya, kata ini berarti: mengijinkan/memperbolehkan, atau surat (dokumen) yang memperbolehkan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, kalau ada orang mendapatkan kuasa untuk menikmati kekayaan dari Tuhan, artinya ia mendapatkan ijin yang sah dari Tuhan untuk menikmati kekayaan.
Di bawah matahari, saya percaya kita semua mungkin pernah melihat orang-orang yang nampaknya kaya, bahkan mungkin sangat kaya, namun tidak mendapat ijin dari Tuhan untuk menikmati kekayaannya. Beberapa di antara mereka ada yang terkena penyakit yang melumpuhkan kemampuan/kekuatan mereka menikmati apa yang seharusnya dinikmati. Bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya melihat kekayaan yang besar di depan mata namun tak bisa menjamahnya.
Bila Anda memiliki harta yang tidak banyak, namun Anda dapat menikmatinya, bersyukurlah sungguh-sungguh. Bagaimana pun juga Tuhan kita adalah pribadi yang berdaulat dalam segala segi kehidupan manusia. Ia bisa memberi, Ia juga bisa mengambil. Ia bisa melimpahkan kekayaan tapi bisa juga menahan/mengunci kekayaan tersebut dari dinikmati si penerima kekayaan. Ia bisa memberikan kekayaaan pada seseorang, namun membiarkan orang lain yang menikmati kekayaannya. Bila semua orang kaya menyadari kebenaran ini maka mereka akan menggunakan kekayaannya dengan benar.
Pengkotbah 5:18, "Jika seorang menerima kekayaan dan harta benda dari Allah, dan ia diizinkan menikmati kekayaan itu, haruslah ia merasa bersyukur dan menikmati segala hasil kerjanya. Itu adalah juga pemberian Allah." IBIS
Salah satu kebaikan Tuhan pada manusia adalah memberikan ijin untuk menikmati kekayaan. Namun jangan salah sangka, karena kebaikan Tuhan ini tidak hanya diberikan kepada orang kaya saja. Ijin untuk menikmati kekayaan merupakan kebaikan yang dibutuhkan oleh setiap lapisan ekonomi masyarakat. Pengertian 'kekayaan' dalam kaca mata Alkitab adalah segala sesuatu yang ada pada kita. Jadi bukan soal jumlah harta yang kita miliki.
Apa yang akan terjadi bila kita hanya memiliki kekayaan yang sedikit namun tidak bisa menikmati yang sedikit itu.
Pengkotbah 2:24-25, "Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan, minum dan menikmati hasil kerjanya. Aku sadar bahwa itu pun pemberian Allah. Siapakah yang dapat makan dan bersenang-senang tanpa Allah?" IBIS
Bila Anda ingin menerima ijin untuk menikmati kekayaan, senangkanlah hati Tuhan. Dan yang menyenangkan hati Tuhan adalah iman serta ketaatan kita.
Pengkotbah 2:26, "Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang yang menyenangkan hati-Nya." IBIS