Banyak yang mengira bahwa mamon = uang. Tapi kebenarannya adalah, mamon bukanlah uang. Uang hanyalah salah satu bentuk dari apa yang disebut mamon. Ketika Tuhan Yesus menyebut tentang mamon, ia tidak sedang menyebut tentang uang namun kekayaan. Arti sebenarnya dari mamon adalah kekayaan, dan yang dimaksud dengan kekayaan di sini adalah segala sesuatu yang kita miliki, termasuk di dalamnya uang kita seberapapun jumlahnya. Dan ada satu kenyataan, apa saja yang ada pada kita bisa menguasai hati kita, bahkan menduduki posisi yang paling tinggi, sehingga Tuhan Yesus pun bisa tersingkir.
Tuhan Yesus menyatakan, bahwa manusia tidak punya kemampuan punya dua tuan dalam hatinya. Sehingga secara alamiah ia akan memilih mana yang ia layani dan kasihi. Di Alkitab dikisahkan tentang seorang yang terkaya di daerah timur, punya sangat banyak uang, Ayub namanya.
Ayub 1:3, "Ia (Ayub) memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur." LAI
Dan bukan itu saja, Alkitab juga menyebutkan 'prestasi rohani' Ayub sebagai orang yang paling rohani di bumi (Ayub 1:1,8). Singkat cerita, iblis tertarik untuk meruntuhkan kesalehan Ayub tersebut. Dan tahukah Anda senjata jenis apa yang dipakai iblis untuk menjatuhkan orang yang paling rohani di muka bumi ini? Tentu saja bukan senjata sembarangan. Bisa jadi, ini adalah salah satu senjata tercanggih iblis, yaitu mamon. Perhatikan kalimat yang diucapkan iblis berikut ini:
Ayub 1:9,11, Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? ... Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." LAI
Iblis berusaha membujuk Tuhan agar Tuhan mengambil semua kekayaan (mamon) milik Ayub. Alhasil, Tuhan pun mengijinkan iblis mengambil kekayaan Ayub. Dan itulah yang dilakukan iblis, ia merampas semua kekayaan Ayub dalam tempo sesingkat-singkatnya, termasuk anak-anaknya.
Pertanyaannya kemudian, berhasilkah iblis meruntuhkan kesalehan Ayub? Tidak!! Dalam hal ini Ayub menang dan iblis kalah. Hilangnya kekayaan sama sekali tidak menyentuh hati Ayub.
Ayub 1:21-22, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. LAI
Kunci kemenangan Ayub ada pada posisi hatinya yang mengatakan bahwa Tuhan-lah pemilik tunggal kekayaannya, karena semua datangnya dari Tuhan. Dan Tuhan berhak mengambilnya kembali kapan pun Ia mau. Ayub beranggapan demikian, karena ia memposisikan dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan.
Ayub 1:8, Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, ..." LAI
Berdasarkan kata ibrani-nya, yang dimaksud dengan "hamba" di sini adalah "budak". Seorang budak adalah 'barang milik' tuannya. Dengan kata lain, seorang budak tidak memiliki hidupnya sendiri, ia telah dibeli oleh sang tuan. Jadi, karena Ayub memposisikan dirinya sebagai budaknya Tuhan, di mana hidup & uang (kekayaannya) adalah milik Tuhan, maka hati Ayub tidak melekat pada uang (kekayaan). Sehingga ketika ia kehilangan kekayaannya yang besar dalam sekejap, hatinya tidak sedikit pun menghujat atau mengutuki Tuhan.
Hikmat hari ini:
> Iblis punya peluang menguasai seseorang melalui uang & kekayaan bila hati orang tersebut melekat pada uang & kekayaan
> Ketika seseorang menyalahkan bahkan mengutuki Tuhan atas kehilangan yang dialaminya, itu karena ia tidak beranggapan bahwa Tuhan adalah pemilik atas miliknya yang hilang.
Ayub adalah seorang kaya yang telah menyerahkan seluruh hidupnya ke dalam tangan Tuhan tanpa sisa. Tidak ada satu pun harta miliknya yang menghalanginya mengikut Tuhan. Itulah sebabnya, ketika masa penderitaannya telah selesai, Tuhan mengembalikan kekayaannya dua kali lebih banyak dari sebelumnya. ... Ayub adalah budak yang kaya.
Pertanyaannya kemudian, berhasilkah iblis meruntuhkan kesalehan Ayub? Tidak!! Dalam hal ini Ayub menang dan iblis kalah. Hilangnya kekayaan sama sekali tidak menyentuh hati Ayub.
Ayub 1:21-22, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. LAI
Kunci kemenangan Ayub ada pada posisi hatinya yang mengatakan bahwa Tuhan-lah pemilik tunggal kekayaannya, karena semua datangnya dari Tuhan. Dan Tuhan berhak mengambilnya kembali kapan pun Ia mau. Ayub beranggapan demikian, karena ia memposisikan dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan.
Ayub 1:8, Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, ..." LAI
Berdasarkan kata ibrani-nya, yang dimaksud dengan "hamba" di sini adalah "budak". Seorang budak adalah 'barang milik' tuannya. Dengan kata lain, seorang budak tidak memiliki hidupnya sendiri, ia telah dibeli oleh sang tuan. Jadi, karena Ayub memposisikan dirinya sebagai budaknya Tuhan, di mana hidup & uang (kekayaannya) adalah milik Tuhan, maka hati Ayub tidak melekat pada uang (kekayaan). Sehingga ketika ia kehilangan kekayaannya yang besar dalam sekejap, hatinya tidak sedikit pun menghujat atau mengutuki Tuhan.
Hikmat hari ini:
> Iblis punya peluang menguasai seseorang melalui uang & kekayaan bila hati orang tersebut melekat pada uang & kekayaan
> Ketika seseorang menyalahkan bahkan mengutuki Tuhan atas kehilangan yang dialaminya, itu karena ia tidak beranggapan bahwa Tuhan adalah pemilik atas miliknya yang hilang.
Ayub adalah seorang kaya yang telah menyerahkan seluruh hidupnya ke dalam tangan Tuhan tanpa sisa. Tidak ada satu pun harta miliknya yang menghalanginya mengikut Tuhan. Itulah sebabnya, ketika masa penderitaannya telah selesai, Tuhan mengembalikan kekayaannya dua kali lebih banyak dari sebelumnya. ... Ayub adalah budak yang kaya.