TOKEK MATI, UANG PUN LENYAP


Di rumahnya yang sederhana, Beben (bukan nama sebenarnya) sering mendengar 'kicau' seekor tokek di malam hari. Dan tentu saja 'kicau' sang tokek tidaklah semerdu kicau burung perkutut milik tetangganya. Namun Beben membiarkan si tokek 'berkicau' sesukanya. Adakalanya, ketika rasa isengnya 'kumat', Beben dengan mudahnya menangkap si tokek yang tubuhnya sudah cukup besar, kemudian melepasnya kembali, dan itu telah dilakukannya beberapa kali (nampaknya si Beben telah 'berteman akrab' dengan si tokek ...). 
Suatu kali Beben mendapat kabar dari pamannya bahwa harga seekor tokek dengan berat tertentu, bisa bernilai jutaan rupiah. Kemudian pamannya meminta Beben menangkap seekor tokek. Sang paman telah bertemu seorang yang rela membayar seekor tokek dengan harga mahal, dan ia pun berjanji akan membagi hasil penjualan tokek dengan beben 'fifty-fifty'. "Wah mantap nih, ..." pikir Beben. Demi mengingat besarnya keuntungan yang akan didapat, Beben jadi cukup bernafsu menangkap tokek di rumahnya.


Malam hari, Beben pun bersiaga menangkap tokek dengan sandal jepit di tangannya. Tak sabar rasanya bisa segera menangkap sang tokek.
Setelah menunggu beberapa menit, sang tokek pun muncul sambil memperdengarkan suaranya yang 'fales', "tokeeek, tokeeeeeek". Beben melempar sandalnya ke arah sang tokek, sang tokek jatuh dan menggeliat di lantai. Dengan tergesa Beben memukulkan sandalnya yang kedua dan itu membunuh si tokek. Awalnya, Beben tidak menyadari bahwa ia telah membunuh si tokek, namun setelah dua menit si tokek tidak bergerak sedikitpun, barulah ia menyadarinya. Beben kaget serta menyesali perbuatannya bukan kepalang. Ia sembrono, ia menyadari ia salah telah menggunakan sandalnya, padahal sebelumnya ia tidak pernah menggunakan sandal bila menangkap tokek. Tanpa disadari Beben, nafsunya untuk mendapatkan uang jutaan rupiah telah melunturkan kemampuannya menangkap tokek. Nafsu akan uang menguasai dirinya.

2 Timotis 3:1-2, "Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." 

(hamba uang = cinta akan uang; sangat bernafsu untuk mendapatkan & menyimpan uang/kekayaan; rakus akan keuntungan)

Itulah yang terjadi bila nafsu akan uang telah menguasai seseorang. Karena tergesa-gesa ingin mendapatkan uang/kekayaan, perhitungan, ketelitian serta kemampuannya mengalami kemerosotan, akibatnya ia akan melakukan kesalahan.

Amsal 28:20, "...but he who makes haste to be rich shall not be innocent." MKJV 

(tetapi ia yang tergesa-gesa menjadi kaya tidak akan tidak bersalah)

Yedija Prima

seorang yang melayani Tuhan karena kehendak-Nya & karena Ia telah mati baginya

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak